Selasa, 03 Januari 2012

MIE INSTAN DAN BAHAYANYA BAGI TUBUH


PENGENALAN MI INSTAN
A.    Sejarah Mi Instan
Mi instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mi instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut. Menurut sebuah survei Jepang pada tahun 2000, mi instan adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20, (Karaoke di urutan kedua dan CD hanya di urutan ketiga). Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mi instan dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.

B.     Mi Instan di Indonesia
Mi instan sudah merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
Indomie adalah merek mi instan yang paling terkenal di Indonesia - saking terkenalnya hingga orang Indonesia memanggil mi instan dengan sebutan "indomie" walaupun yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Merek mi instan lainnya yang terkenal antara lain adalah Supermi, Sarimi, Salam Mie, Mi ABC, Gaga Mie, Mie Sedaap. Produsen yang mendominasi produksi mi instan di Indonesia adalah Indofood Sukses Makmur yang memproduksi Indomie, Supermi dan Sarimi.
Saat ini, Indonesia adalah produsen mi instan yang terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mi instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus

C.     Kandungan Mi Instan
Kandungan bahan yang terdapat dalam mi instan bermacam-macam. Dan rata-rata bahan yang terkandung dalam mi instan adalah bahan-bahan yang bersifat membahayakan bagi tubuh manusia.
1.      Bumbu Pelengkap
Bahan yang biasa digunakan sebagai pelengkap dalam mi instan adalah MSG atau Vetsin dan dalam bahan pelengkapnya juga terdapat HVP (Hidrolized Vegetable Protein) dan juga yeast extract.
2.      Bahan Penambah Rasa
bahan penambah rasa atau flavor sangat sering digunakan dalam mi instan. Yang mana bahan inilah nantinya yang akan menunjukkan rasa mi, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya
3.      Minyak Sayur
4.      Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya
5.      Kecap dan Sambal
Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya.
Selain itu mi instan juga terbuat dari lilin yang membuat mi instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak.
BAHAYA MI INSTAN DAN PENCEGAHAN ZAT-ZAT BERBAHAYA
A.    Bahaya Mi Instan
1.      Bahaya Mi Instan yang Membuat Enak dan Ketagihan dan Efeknya pada Tubuh
      Mi instan pada dasarnya tidaklah membahayakan, tetapi apabila dikonsumsi setiap hari mi instant itu menjadi berbahaya karena mi instant mengandung zat zat kimia dalam bumbunya dan mi nya yang cukup berbahaya.
      Beberapa kasus akibat mengkonsumsi mi instan secara berkepanjangan.
a.       Hilal Aljajira (6) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna (36), ibunya. Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku memutuskan bekerja, membantu keuangan keluarga mengingat penghasilan suamiku, Saripudin (39), kurang mencukupi kebutuhan keluarga. Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak. Ternyata, Hilal jadi “tergila-gila” makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan.
b.      Ada orang yang sekarang usianya sekitar 48 tahunan tapi sudah 4 tahun terakhir ini kemana-mana membawa alat, pengganti anusnya, karena usus bawah sampai dengan anus telah dipotong sebab sudah tidak bisa dipakai lagi pasalnya waktu mahasiswa dengan alasan ekonomi mengonsumsi mi instan secara berlebihan. Bagian usus yang dipotong tersebut adalah tempat mengendapnya bahan pengawet yang selalu ada di setiap mi instan mungkin sejenis borax pengawet untuk mayat (data menunjukan bahwa import borax dan sejenisnya sangat besar ke Indonesia) dan alhasil menimbulkan pembusukan di tempat tersebut.
c.       Ada orang yang pernah terkena kanker getah bening (8 kelenjar getah bening kena), dan berobat selama hampir 1 tahun di Singapore menghabiskan lebih dari 1 Milyar pada tahun 1996 sampai 1997 (untung ditanggung kantor), akibat dia mengonsumsi mi instan plus korned selama 4 tahun terus menerus setiap hari (dengan alasan karena istrinya sibuk kerja). Menurut dokter yang mengobati nya, penyebab utamanya adalah pengawet yang ada dalam mi instan dan korned tersebut.
d.      Ada seorang pramugari SIA (Singapore Air) yang setelah berhenti dan kemudian menjadi seorang ibu rumah tangga, tidak memasak tetapi hampir selalu mengkonsumsi Mi Instan setiap kali dia makan. Kemudian akhirnya menderita kanker dan meninggal.

2.      Bahan-Bahan yang Harus Diwaspadai dalam Mi Instan
a.       Bumbu Pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.
b.      Bahan Penambah Rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.
c.       Minyak Sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.


d.      Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.
e.       Kecap dan Sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya.

B.     Pencegahan Zat-Zat Berbahaya
Di dalam mi instan terdapat banyak zat-zat aditif yang sangat berbahaya bagi tubuh kita seperti MSG, flavor, HVP, dan lain-lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus bisa mencegah diri kita dari zat-zat aditif tersebut.
Cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah diri kita dari mengkonsumsi zat-zat aditif tersebut adalah:
1.      Membiasakan diri untuk mengkonsumsi bahan makanan yang bersifat alami seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
2.      Berusaha untuk tidak mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat instan seperti mi dan yang lainnya, karena mengandung zat-zat yang dapt membahayakan tubuh kita.
3.      Kalaupun harus terpaksa untuk mengkonsumsi makanan yang bersifat aditif tersebut, usahakan untuk tidak mengkonsumsinya terlalu sering.
4.      Dan jika kita mengkonsumsi makanan yang bersifat aditif seperti mi, maka dalam memasak mi usahakan di imbangi dengan bahan-bahan yang alami seperti ditambahkan tomat dan sayuran yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar